Minggu, 14 Juni 2020

PENGEN JADI GURU MIKIR LOE

PENGEN JADI GURU MIKIR LOE

Penulis, Prayudi Ariessanto, S.Pd

Majelis Dikdasmen PDM Tarakan

Guru SDN 003 Tarakan

Jadi Guru Panggilan Hati

Terkadang kita berpikir singkat mengikuti naluri yang ada tanpa harus memikirkan sebab akibat sehingga ambil jalan pintas klo cita-cita utama tak tercapai yah sudah jadi guru aja itu jalan terakhir. Dan memang bener banyak diantara kita yang jadi seorang guru tanpa harus tahu tujuannya untuk apa, Bahasa kerennya bego amat lo yang penting gue jadi guru punya pekerjaan, emang enak klo kagak ada kerjaan mending jadi gurukan. Mungkin kita merasa tak ada beban jika menjadi seorang pendidik, bisa jadi ya, tapi apa iya menjadi seorang pendidik tak ada beban itulah yang jadi pertanyaan saya sampai saat ini. Ingat lo, pada saat kita berprofesi menjadi seorang guru besar banget lo tanggung jawabnya dunia akhirat itu. Karena di dunia ini ada tiga profesi yang punya tanggung jawab lansung ama Tuhan, siapa aja mereka “mereka adalah Dokter, Hakim, dan Guru!”

Nah, sekarang yang akan kita bahas kenapa kita mau jadi guru atau pengen jadi guru gak usah bahas  profesi Dokter dan Hakim. Menjadi guru adalah profesi yang mungkin tidak didambakan setiap manusia karena menjadi seorang guru merupakan penggilan hati, ingat lo panggilan hati. Menjadi guru di zaman sekarang ini memang berbeda keadaannya dengan guru jaman dahulu ketika teknologi di Indonesia belumlah terlalu berkembang. Apalagi saat ini pemerintah sangat serius memperhatikan masalah pendidikan bahkan kesejahteraan guru terus ditingkatkan. Apalagi belum ada survei atau penelitian yang memastikan aktivitas yang kerap dijuluki sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa” itu sekedar pilihan profesi atau panggilan hati. Terus, apa bedanya? Guru sebagai profesi, sebagaimana profesi yang lain, akan selalu dituntut untuk menguasai hardskill. Keterampilan teknis seputar mengajar merupakan tuntunan utama dan selalu menjadi kriteria utama untuk mengukur tingkat keprofesionalan seorang guru.

Jika Anda menjadi guru hanya sekedar mencari pekerjaan karena kelamaan nganggur atau luntang-lantung sana sini gak ada penghasilan menurut saya, Anda salah besar. Karena Anda akan menghancurkan tatanan pendidikan yang sudah dirumuskan oleh undang-undang dasar. Loe, pikir dengan loe asal-asalan menjadi guru karena kagak ada kerjaan loe bangga, tetap juga loe bakalan diminta pertanggung jawabannya di akherat kelak. Mindset, cara berpikir, sikap berpikir, pola berpikir atau sejumlah perangkat internal dalam diri seorang guru haruslah benar-benar mumpuni bukan abal-abal atau kw-kw. Jadi bila loe pengen jadi guru kudu musti panggilan hati tong, bukan sekedar iseng-iseng karena loe nganggur atau gak ada job, Tong.

Menjadi guru dengan panggilan hati, pasti akan menjadikan seorang guru tersebut enjoy dan mencintai pekerjaannya. Sehingga, tidak mengajar dengan setengah hati. Akan tetapi, bagi guru yang bermental sepenuh hati, mengajar adalah panggilan jiwa untuk memberikan pengetahuan dan semangat kepada anak didiknya. Sedangkan elo Tong yang bermental separuh hati, menjadi guru hanya perihal menerima gaji diawal bulan dan tidak berkeinginan untuk mengembangkan diri loe untuk memberikan perubahan dan pencerahan kepada anak didik dan masyarakat. Sesungguhnya, menjadi guru adalah sebuah misi yang penuh dengan moralitas dan idealitas. Menjadi guru memang harus punya panggilan hati untuk mendidik, panggilan peduli terhadap generasi kedepannya, panggilan untuk merubah dan mencerahkan kehidupan bangsa. Menjadi guru haruslah lahir dari dasar batin, dari hati nurani untuk mendidik anak-anak bangsa. Jika tanpa panggilan hati, perbuatan mendidik anak bangsa, hanya ibarat tugas pokok rutinitas saja.

Oleh karenanya pendidikan merupakan dunia yang lahir dari rahim kasih sayang. Berlangsung dalam suasana kekeluargaan antara pendidik dan peserta didik. Karena menjadi seorang guru dilakukan dengan hati lewat ungkapan rasa kasih sayang, keikhlasan, kejujuran, keagamaan, dan suasana kekeluargaan. Di zaman sekarang kebutuhan murid kepada gurunya bukan lagi knowledge, melainkan wisdom. Pengetahuan dapat  diperoleh lewat buku, akses internet melalui google dan Wikipedia serta sumber pengetahuan lainnya. Mereka juga membutuhkan kearifan untuk membentuk peserta didik menjadi kaum cendikia. Sikap guru sangat menentukan masa depan peserta didiknya. Guru dalam mendidik peserta didik harus mengacu pada pengembangan sikap yang bersumber dari hati nurani, sehingga sikap tersebut dapat membuat peserta didik kita menjadi manusia yang berkarakter mulia, cerdas, mandiri dan mampu memberi kontribusi bagi lingkungan dan sesamanya.

Menjadi guru pada prinsipnya harus merupakan pilihan sadar dan panggilan nurani. Karena guru merupakan cerminan idealisme kita dan keberpihakan kita terhadap kemanusiaan. Karena sebagai guru harus mengabdikan segenap jiwa raga dan kemampuan terbaik untuk menciptakan generasi masa depan yang lebih baik. Profesi guru harus dihayati sedemikian rupa, dinikmati dengan segenap semangat pengabdian dan prestasi sehingga mendidik merupakan upaya menginternalisasikan nilai-nilai ke dalam jiwa peserta didik. Dengan kasih sayang memberi arti kelembutan, kesantunan perhatian, pengertian, kepedulian, menghargai dan memuliakan. Pendidik adalah mandat atau tanggung jawab yang dititipkan kepada guru untuk dijalani dengan rasa tanggung jawab dan dilindungi oleh undang-undang. Guru yang memiliki kesadaran demikian, mereka akan mendidik dan bekerja memegang teguh kepercayaan, komitmen dan berintegritas.

Masih Pengen Jadi Guru

Dari uraian yang panjang lebar diatas dengan penjelasan yang begitu detail apakah teman-teman berminat untuk menjadi seorang guru. Apakah sudah siap secara mental bahkan lahir dan batin. Karena yang harus di ingat itu adalah seorang guru itu mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan. Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengan logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika. Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oieh anak.

Bahkan, poin penting yang memperkuat bila elo ingin menjadi seorang guru adalah ilmunya, iya ilmunya. Bahwa ilmu yang bermanfaat adalah salah satu bekal elo untuk menuju akhirat. Jika elo seorang guru mengajarkan hal-hal yang baik kepada siswa kemudian mereka memanfaatkannya lalu mereka mengajarkannya kembali kepada orang lain, sungguh amalan itu akan terus mengalir kepada elu tong sebagai guru.

Nah, sungguh seorang guru adalah seorang pendidik. Pendidik ialah “orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing”. (Ramayulis,1982:42) pendidik tidak sama dengan pengajar, sebab pengajar itu hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada murid. Prestasi yang tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang pengajar apabila ia berhasil membuat anak-anak memahami dan menguasai materi pengajaran yang diajarkan kepadanya. Tetapi seorang pendidik bukan hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pengajaran kepada murid saja tetapi juga membentuk kepribadian seorang anak didik bernilai tinggi (Ramayulis).

Sehingga, patutlah Anda berbangga dan berbahagia saat ini jika Anda berprofesi sebagai seorang guru. Dan banggalah, karena ada banyak manfaat yang dapat Anda berikan kepada anak didik Anda dan anak-anak Anda sendiri, nantinya mereka dapat menjadi generasi muda yang berguna dan berprestasi dimasa depan. Selain itu jadilah seorang guru yang bersikap dan berakhlak baik karena Anda adalah sebagai “uswatun khasanah” atau suri tauladan yang baik untuk anak-anak didik dan masyarakat.

Nah, masih pengenkah Anda menjadi seorang guru ?

 

 

 

PROFIL PENULIS

Sejak tahun 2000 penulis sudah mengabdikan diri sebagai pendidik, sebagai guru kelas di SDN Tanjung Batu, pada saat itu sebagai tenaga kontrak dan mengabdi selama 2 tahun lebih. Pada tahun 2002 penulis ditempatkan di SDN 020 Sebengkok. Tahun 2003 penulis diangkat menjadi guru PNS di pemerintahan kota Tarakan dan di tempatkan di SDN 006 Kampung 4 Tarakan. Saat ini penulis bertugas di SDN 003 Tarakan dan mulai bertugas pada tahun 2013 sampai saat ini.

Penulis juga merupakan penulis artikel, ada beberapa artikelnya yang sudah di muat oleh beberapa media surat kabar lokal dan daerah. Beberapa artikel yang pernah masuk baru-baru ini adalah “Guru dan Teknologi harus bijaksana menyikapinya” dan “ Menakar PPDB Sekolah Muhammadiyah ditengah pandemi Covid-19” yang diterbitkan oleh tabloid Mata Hati Malang Raya Jawa Timur. Saat ini penulis juga sedang Menyusun pembuatan BBS (buku best seller).

Penulis bernama Prayudi Ariessanto, S.Pd juga menjabat sebagai pimpinan Majelis Dikdasmen PDM Tarakan Kalimantan Utara. Penulis lahir di Tarakan pada tanggal 08 April 1975 dan berdomisili di Jl. Mulawarman Tarakan Kalimantan Utara 77111. Apabila ingin menghubungi penulis bisa melalui WA 082153997686 atau email prayudiariessanto052@gmail.com dan bisa juga berkunjung ke blog penulis dengan alamat prayudiariessanto.blogspot.com.

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  WAKAF CINTA By : Yudi Aries Dingin semilir angin malam menusuk kolbu Impianku dalam kerinduan yang teramat dalam Nyanyian damai te...