PENGEN
JADI GURU MIKIR LOE
Penulis,
Prayudi Ariessanto, S.Pd
Majelis
Dikdasmen PDM Tarakan
Guru SDN 003 Tarakan
Jadi Guru Panggilan Hati
Terkadang
kita berpikir singkat mengikuti naluri yang ada tanpa harus memikirkan sebab
akibat sehingga ambil jalan pintas klo cita-cita utama tak tercapai yah sudah jadi
guru aja itu jalan terakhir. Dan memang bener banyak diantara kita yang jadi
seorang guru tanpa harus tahu tujuannya untuk apa, Bahasa kerennya bego amat lo
yang penting gue jadi guru punya pekerjaan, emang enak klo kagak ada kerjaan
mending jadi gurukan. Mungkin kita merasa tak ada beban jika menjadi seorang
pendidik, bisa jadi ya, tapi apa iya menjadi seorang pendidik tak ada beban
itulah yang jadi pertanyaan saya sampai saat ini. Ingat lo, pada saat kita berprofesi
menjadi seorang guru besar banget lo tanggung jawabnya dunia akhirat itu.
Karena di dunia ini ada tiga profesi yang punya tanggung jawab lansung ama
Tuhan, siapa aja mereka “mereka adalah Dokter, Hakim, dan Guru!”
Nah,
sekarang yang akan kita bahas kenapa kita mau jadi guru atau pengen jadi guru
gak usah bahas profesi Dokter dan Hakim.
Menjadi guru adalah profesi yang mungkin tidak didambakan setiap manusia karena
menjadi seorang guru merupakan penggilan hati, ingat lo panggilan hati. Menjadi
guru di zaman sekarang ini memang berbeda keadaannya dengan guru jaman dahulu
ketika teknologi di Indonesia belumlah terlalu berkembang. Apalagi saat ini
pemerintah sangat serius memperhatikan masalah pendidikan bahkan kesejahteraan
guru terus ditingkatkan. Apalagi belum ada survei atau penelitian yang
memastikan aktivitas yang kerap dijuluki sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa” itu sekedar pilihan profesi atau panggilan
hati. Terus, apa bedanya? Guru sebagai profesi, sebagaimana profesi yang
lain, akan selalu dituntut untuk menguasai hardskill.
Keterampilan teknis seputar mengajar merupakan tuntunan utama dan selalu
menjadi kriteria utama untuk mengukur tingkat keprofesionalan seorang guru.
Jika
Anda menjadi guru hanya sekedar mencari pekerjaan karena kelamaan nganggur atau
luntang-lantung sana sini gak ada penghasilan menurut saya, Anda salah besar.
Karena Anda akan menghancurkan tatanan pendidikan yang sudah dirumuskan oleh
undang-undang dasar. Loe, pikir dengan loe asal-asalan menjadi guru karena
kagak ada kerjaan loe bangga, tetap juga loe bakalan diminta pertanggung
jawabannya di akherat kelak. Mindset, cara berpikir, sikap berpikir, pola
berpikir atau sejumlah perangkat internal dalam diri seorang guru
haruslah benar-benar mumpuni bukan abal-abal atau kw-kw. Jadi bila loe pengen
jadi guru kudu musti panggilan hati tong, bukan sekedar iseng-iseng karena loe
nganggur atau gak ada job, Tong.
Menjadi
guru dengan panggilan hati, pasti akan menjadikan seorang guru tersebut enjoy
dan mencintai pekerjaannya. Sehingga, tidak mengajar dengan setengah hati. Akan
tetapi, bagi guru yang bermental sepenuh hati, mengajar adalah panggilan jiwa
untuk memberikan pengetahuan dan semangat kepada anak didiknya. Sedangkan elo
Tong yang bermental separuh hati, menjadi guru hanya perihal menerima gaji
diawal bulan dan tidak berkeinginan untuk mengembangkan diri loe untuk
memberikan perubahan dan pencerahan kepada anak didik dan masyarakat.
Sesungguhnya, menjadi guru adalah sebuah misi yang penuh dengan moralitas dan idealitas. Menjadi guru memang harus punya panggilan hati untuk
mendidik, panggilan peduli terhadap generasi kedepannya, panggilan untuk
merubah dan mencerahkan kehidupan bangsa. Menjadi guru haruslah lahir dari
dasar batin, dari hati nurani untuk mendidik anak-anak bangsa. Jika tanpa
panggilan hati, perbuatan mendidik anak bangsa, hanya ibarat tugas pokok
rutinitas saja.
Oleh karenanya
pendidikan merupakan dunia yang lahir dari rahim kasih sayang. Berlangsung dalam
suasana kekeluargaan antara pendidik dan peserta didik. Karena menjadi seorang
guru dilakukan dengan hati lewat ungkapan rasa kasih sayang, keikhlasan,
kejujuran, keagamaan, dan suasana
kekeluargaan. Di zaman sekarang kebutuhan murid kepada gurunya bukan lagi knowledge, melainkan wisdom. Pengetahuan dapat diperoleh lewat buku, akses internet melalui
google dan Wikipedia serta sumber pengetahuan lainnya. Mereka juga membutuhkan
kearifan untuk membentuk peserta didik menjadi kaum cendikia. Sikap guru sangat
menentukan masa depan peserta didiknya. Guru dalam mendidik peserta didik harus
mengacu pada pengembangan sikap yang bersumber dari hati nurani, sehingga sikap
tersebut dapat membuat peserta didik kita menjadi manusia yang berkarakter
mulia, cerdas, mandiri dan mampu memberi kontribusi bagi lingkungan dan
sesamanya.
Menjadi guru pada prinsipnya harus merupakan pilihan sadar dan panggilan nurani. Karena guru merupakan cerminan idealisme kita dan keberpihakan kita terhadap kemanusiaan. Karena sebagai guru harus mengabdikan segenap jiwa raga dan kemampuan terbaik untuk menciptakan generasi masa depan yang lebih baik. Profesi guru harus dihayati sedemikian rupa, dinikmati dengan segenap semangat pengabdian dan prestasi sehingga mendidik merupakan upaya menginternalisasikan nilai-nilai ke dalam jiwa peserta didik. Dengan kasih sayang memberi arti kelembutan, kesantunan perhatian, pengertian, kepedulian, menghargai dan memuliakan. Pendidik adalah mandat atau tanggung jawab yang dititipkan kepada guru untuk dijalani dengan rasa tanggung jawab dan dilindungi oleh undang-undang. Guru yang memiliki kesadaran demikian, mereka akan mendidik dan bekerja memegang teguh kepercayaan, komitmen dan berintegritas.
Masih Pengen Jadi Guru
Dari uraian
yang panjang lebar diatas dengan penjelasan yang begitu detail apakah
teman-teman berminat untuk menjadi seorang guru. Apakah sudah siap secara
mental bahkan lahir dan batin. Karena yang harus di ingat itu adalah seorang
guru itu mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi,
dan tugas kemasyarakatan. Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka
tugas pertama berkaitan dengan logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga
berkaitan dengan etika. Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu
meneruskan atau transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain
yang sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oieh anak.
Bahkan,
poin penting yang memperkuat bila elo ingin menjadi seorang guru adalah ilmunya,
iya ilmunya. Bahwa ilmu yang bermanfaat adalah salah satu bekal elo untuk
menuju akhirat. Jika elo seorang guru mengajarkan hal-hal yang baik kepada
siswa kemudian mereka memanfaatkannya lalu mereka mengajarkannya kembali kepada
orang lain, sungguh amalan itu akan terus mengalir kepada elu tong sebagai
guru.
Nah,
sungguh seorang guru adalah seorang pendidik. Pendidik ialah “orang yang
memikul tanggung jawab untuk membimbing”. (Ramayulis,1982:42) pendidik tidak
sama dengan pengajar, sebab pengajar itu hanya sekedar menyampaikan materi
pelajaran kepada murid. Prestasi yang tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang
pengajar apabila ia berhasil membuat anak-anak memahami dan menguasai materi
pengajaran yang diajarkan kepadanya. Tetapi seorang pendidik bukan hanya
bertanggung jawab menyampaikan materi pengajaran kepada murid saja tetapi juga
membentuk kepribadian seorang anak didik bernilai tinggi (Ramayulis).
Sehingga,
patutlah Anda berbangga dan berbahagia saat ini jika Anda berprofesi sebagai
seorang guru. Dan banggalah, karena ada banyak manfaat yang dapat Anda berikan
kepada anak didik Anda dan anak-anak Anda sendiri, nantinya mereka dapat
menjadi generasi muda yang berguna dan berprestasi dimasa depan. Selain itu
jadilah seorang guru yang bersikap dan berakhlak baik karena Anda adalah
sebagai “uswatun khasanah” atau suri
tauladan yang baik untuk anak-anak didik dan masyarakat.
Nah,
masih pengenkah Anda menjadi seorang guru ?
PROFIL PENULIS
Sejak tahun 2000 penulis sudah
mengabdikan diri sebagai pendidik, sebagai guru kelas di SDN Tanjung Batu, pada
saat itu sebagai tenaga kontrak dan mengabdi selama 2 tahun lebih. Pada tahun
2002 penulis ditempatkan di SDN 020 Sebengkok. Tahun 2003 penulis diangkat
menjadi guru PNS di pemerintahan kota Tarakan dan di tempatkan di SDN 006
Kampung 4 Tarakan. Saat ini penulis bertugas di SDN 003 Tarakan dan mulai
bertugas pada tahun 2013 sampai saat ini.
Penulis
juga merupakan penulis artikel, ada beberapa artikelnya yang sudah di muat oleh
beberapa media surat kabar lokal dan daerah. Beberapa artikel yang pernah masuk
baru-baru ini adalah “Guru dan Teknologi harus bijaksana menyikapinya”
dan “ Menakar PPDB Sekolah Muhammadiyah ditengah pandemi Covid-19”
yang diterbitkan oleh tabloid Mata Hati Malang Raya Jawa Timur. Saat ini
penulis juga sedang Menyusun pembuatan BBS (buku best seller).
Penulis
bernama Prayudi Ariessanto, S.Pd juga menjabat sebagai pimpinan Majelis Dikdasmen
PDM Tarakan Kalimantan Utara. Penulis lahir di Tarakan pada tanggal 08 April
1975 dan berdomisili di Jl. Mulawarman Tarakan Kalimantan Utara 77111. Apabila
ingin menghubungi penulis bisa melalui WA 082153997686 atau email prayudiariessanto052@gmail.com
dan bisa juga berkunjung ke blog penulis dengan alamat prayudiariessanto.blogspot.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar