Selasa, 29 Juni 2021

 

WAKAF CINTA

By : Yudi Aries

Dingin semilir angin malam menusuk kolbu

Impianku dalam kerinduan yang teramat dalam

Nyanyian damai tersenyum sang rembulan dan bintang-bintang

membuat insan terbuai dalam kerinduan

 

Ya Rahman…

Begitu lama Engkau perjalankan hamba dalam dunia ini

Mencari gerangan dimana akan Kau tempatkan aku nanti

Kini aku menyadari…telah kulalui semua atas ijin-Mu

Ketika surah Ar-Rahman membisikkan menggetarkan iman

 

Ya Rahim…

Sekian lama Engkau perjalankan hamba

Dengan lelah dan cinta aku jalani penuh rasa

Namun kini…Engkau tunjukkan aku atas satu kuasa

Kuasa cinta-MU yang begitu besar dan Maha Megah

 

 

Wahai Engkau yang Maha Indah

Sekian lama Engkau merawat diriku dengan cinta-Mu

Terduduk aku dalam penyesalan dan tangisan

Bersujud aku dalam tangis mengiba pada-Mu

 

Wahai dzat Yang Maha Lembut

Latif-kanlah hati yang keras dengan Asma’ul-Mu

‘Tuk ku Wakafkan cinta sejati…Illahi Robbi

Sebagai Lautan cinta yang tak terukur

 

 

Ya…Ghofar…Ya…Rahman…Ya…Quddus

Sholatku, ibadahku, hidup dan matiku

Kuserahkan dengan tulus…kepada-Mu

 

BERSUJUD DIHADAPMU YA ALLAH

By : Yudi Aries

Malam yang sepi dalam hening yang sunyi

Dinginnya menepis rasa ngantukku yang berat

Membangunkan tiap sendi-sendi tulangku

Ku dengar sayup-sayup suara azan berkumandang

Masuk kedalam telingaku…

 

Hangatnya selimut terasa sebagai pengantar tidur

Pikiran berkecamuk mempertahankan rasa hati

Hati terbalut dalam dinginnya waktu

Kucoba tanggalkan selimut perlahan tapi pasti

 

Dinginnya pagi merasuk kesekujur tubuh

Pudar sudah penghalang diri

Kubangun dan membuka mata dengan lebar

Kuputar badanku kekiri dan kekanan

 

Terasa kaku seluruh sendi-sendiku

Ku coba melangkah menuju kamar mandi

Dan kulucuti semua pakaian…

Seger, tubuh terasa nikmat dengan siraman air

 

Kusegerakan berwudhu untuk mensucikan diri

Lalu kuhamparkan  sajadah…

Menghadap Sang Maha Pemberi kenikmatan

Ku bersujud dengan penuh keikhlasan di hadapan-Mu ya Allah

Aku yang hina, merindukanMU ya Allah

Aku bersimpuh kepada-Mu, yang sangat merindukanMU

 

AKU YAKIN AKAN ADA SETITIK BAHAGIA

Aku yang selalu gagal dalam pernikahan memliki ketakutan kelak kau akan menghancurkan pernikahan terakhir yang telah kuikrarkan bahwa ini janjiku padamu. Aku takut kelak kau membuka mata dan menyadari perasaanku untukmu yang begitu dalam hingga aku takut kau hempaskan. Aku masih belum bisa menghadapi kenyataannya bahwa suatu hari nanti kau akan pergi meninggalkanku karena rasa ego dan cemburuku, lelah dan bosan kemudian meninggalkanku begitu saja.

Sebab bukankah tak semua pernikahan selamanya indah? Sebab bukankah semua orang juga berkata akan selalu ada pada awalnya, untuk kemudian melangkah pergi pada akhirnya?

Aku yang selalu sering gagal dalam pernikahan, hanya takut pada akhirnya kau juga akan meninggalkan.

Jadi kumohon, bisakah kau yakinkan aku bahwa kau takkan pergi dan meninggalkan seperti ketakutan yang kurasakan selama ini?

Hampir satu tahun pernikahanku bersamanya, aku seorang suami selalu menunggu istri tercinta pulang kerumah. Hari itu mulai magrib, sedari pagi dia kerja hingga sore belum ada tanda-tanda kepulangan dirinya. Aku suami masih sabar menunggu, sembari membersihkan rumah dan merapikan perabotan yang berserakan. Suasana ruang tamu, teras, kamar tidur semuanya Nampak lenggang. Hanya ada beberapa anak-anal kecil yang suka main petak umpet sembunyi diteras rumah kontrakan kami.

Jam menunjukkan pukul 6 malam. Aku mulai menjadi was-was. Aku merasa khawatir dimana istri saat ini berada. Kenapa sampai jam segini belum  pulang? Apakah terjadi sesuatu padanya? Apakah dia masih marah padaku?

Ada banyak pertanyaan yang mengganggu dalam pikiranku saat itu.

Memory terkahir yang aku ingat adalah, kemarin malam aku dan istriku bertengkar hebat. Aku telah menuduh istriku selingkuh dengan temannya entah terlalu banyak teman lelaki yang ada di WA-nya. Tentu saja dia tidak terima. Dan aku juga mengatakan bahwa kamu sudah tidak mencintaiku lagi, dan lebih memilih karirmu dari pada tugasmu menjadi seorang istri. Hampir semua benda menjadi sasaran kemarahanku dan kujadikan sebagai sasaran pada fisikku, hingga kami bergumul berdua dengan hebat dan menyebabkan kaki kananku terkilir.

Kami berdua saling teriak, saling menyalahkan satu sama lain. Tidak ada tanda-tanda satu sama yang lain untuk mengalah.

Andai kamu tidak selalu chat laki-laki di WAmu, pasti aku tidak akan cemburu!” dengan nada emosi.

Aku tidak ada selingkuh! Kalau kau tidak percaya ya sudah, lebih baik kita pisah!’ balas istriku.

Kau kira aku gak baca chatmu dengan laki-laki di WA mu?Hah?!”Kataku tak mau mengalah.

Selanjutnya, aku tidak bisa mengingat lagi. Aku lupa apa yang terjadi setelah kejadian kemarin malam, pertengkaran yang begitu dahsyat. Seperti lembaran kertas yang sobek, aku pusing sekali mengingat kembali potongan kejadian tersebut.

Aku terbangun keesokan harinya, setelah merasakan kaki kanan ini sakit sekali. Melihat sang istri sudah terbangun dahulu dan bergegas mandi mempersiapkan diri untuk berangkat kembali bekerja. Sang istri kemudian berkata, “pah bangun, segera bersihkan dirimu, kita akan ketukang urut obati kakimu”. Dalam hatiku, ya Allah betapa tulusnya dirinya, dan aku memeluknya yang amat erat, seakan aku tdak mau kehilangan belahan jiwaku.

Maafkan papa, mah, aku mengerti perasaanmmu,”bisikku lirih.

Untung masih kaki yang terkilir, bukan nyawa yang hilang,” dalam hatiku berkata.

Ini yang terakhir kalinya kita bertengkar pah,” bisik istri tercinta.

Kami kembali berdamai sembari sang istri menyiapkanku sarapan pagi sebelum ketukang urut. Bercanda dan bermesraaan, seakan kejadian kemarin malam hanyalah batu kerikil perjalanan hidup pernikahan kami berdua.

Semoga pernikahan kita awet serupa matahari yang selalu bersinar,’ kataku pada istri.

“Iya, dan semoga kepalamu juga seperti piring plastik kau pukuli gak pecah-pecah,” balas sang istri sembari tersenyum lebar.

Hampir berjalan setahun lebih pernikahan kami selalu saja ada pertengkaran dalam setiap langkah. Semua hanya dipicu masalah kecurigaan dan kecemburuanku yang berlebihan. Terlebih dengan kesibukan kerjaan istriku dalam  mengejar karirnya sebagai seorang pegawai negeri.

Begitu juga sang istri kadang menyebalkan dengan kesibukannya yang tidak pernah habis-habisnya ditambah lagi dengan kesibukannya di depan HP. Hari-hari hanya dihabiskan chat-chatnya yang dengan alasan semua adalah urusan kerjaan. Hingga keributan sering terjadi disela-sela perjalanan pernikahan kami.

Namun aku sebagai suami sangat mencintai dan menyayangi sang istri, hingga aku takut kehilangannya dan takut akan kegagalan pernikahanku terulang. Setiap kali aku terbangun dan melihat istriku yang sangat lelap tidurnya, mataku gerimis. Pipiku basah. Aku hanya bisa memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Satu hal yang aku sadari, aku bersyukur bisa menjadi teman hidupmu walau kerikil tajam selalu menghujam rumah tangga kami. Namun aku yakin akan ada setitik bahagia yang akan menerangi rumah tangga kami. Satu yang membuat aku selalu bertahan dan selalu menangis dihadapanmu, itu adalah cinta. Cinta inilah yang membuat aku selalu mempertahankan bahtera rumah tangga kita karena aku tidak ingin gagal dan inilah pernikahan terakhirku.

Aku tau bagaimana rasanya ingin mati, bagaimana sakitnya untuk tersenyum, bagaimana mencoba untuk menyesuiakan diri, tapi tidak bisa. Bagaimana kamu melukai diriku sendiri diluar dan mencoba membunuh sesuatu didalam diri.

Aku menangis bukan karena aku lemah, itu karena aku tangguh untuk bisa mempertahankan apa itu cinta yang hakiki. Dan tolong jangan ucapkan kata-kata berpisah karena itu adalah perih yang menyakitkan. Aku tidak tahu perasaan apa yang kamu berikan padaku.

Aku mengaku, istriku bahwa dimimpiku aku selalu menyentuh wajahmu dan berkata, “aku yakin akan ada setitik bahagia yang akan menerangi rumah tangga kita”

PROFIL PENULIS


Sejak tahun 2000 penulis sudah mengabdikan diri sebagai pendidik, sebagai guru kelas di SDN Tanjung Batu, pada saat itu sebagai tenaga kontrak dan mengabdi selama 2 tahun lebih. Pada tahun 2002 penulis ditempatkan di SDN 020 Sebengkok. Tahun 2003 penulis diangkat menjadi guru PNS di pemerintahan kota Tarakan dan di tempatkan di SDN 006 Kampung 4 Tarakan. Saat ini penulis bertugas di SDN 003 Tarakan dan mulai bertugas pada tahun 2013 sampai saat ini.


Penulis juga merupakan penulis artikel, ada beberapa artikelnya yang sudah di muat oleh beberapa media surat kabar lokal dan daerah. Beberapa artikel yang pernah masuk baru-baru ini adalah Guru dan Teknologi harus bijaksana menyikapinyadan Menakar PPDB Sekolah Muhammadiyah ditengah pandemi Covid-19yang diterbitkan oleh tabloid Mata Hati Malang Raya Jawa Timur. Saat ini penulis juga sedang Menyusun pembuatan BBS (buku best seller). Penulis juga mempunyai beberapa karya buku antologi diantaranya, 76 Cerita Mendidik terbitan Leguty Media, “Kisah Inspiratif Sang Guru” terbitan Kamila press, “Mengenal 126 Dongeng Nusantara Terpopuler” Terbitan Leguty Media, “Mosaik Rasa 100 Guru Nusantarabersama Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB) dan “Humor Unik Kyoka” bersama (KPPJB).

Penulis bernama Prayudi Ariessanto, S.Pd juga menjabat sebagai pimpinan Majelis Dikdasmen PDM Tarakan Kalimantan Utara. Penulis lahir di Tarakan pada tanggal 08 April 1975 dan berdomisili di Jl. Mulawarman Tarakan Kalimantan Utara 77111. Apabila ingin menghubungi penulis bisa melalui WA 082153997686 atau email prayudiariessanto052@gmail.com dan bisa juga berkunjung ke blog penulis dengan alamat prayudiariessanto.blogspot.com.

 

  WAKAF CINTA By : Yudi Aries Dingin semilir angin malam menusuk kolbu Impianku dalam kerinduan yang teramat dalam Nyanyian damai te...