SERTIFIKASI
APAKAH AKAN MEMBAWA PERUBAHAN PADA WAJAH PENDIDIKAN KITA
Sudahkah
Anda sebagai Guru Disertifikasi
Oleh :
Prayudi Ariessanto, S. Pd
Dengan dikeluarkannya UU Guru dan Dosen
Tahun 2005 dan anggaran pendidikan
sebesar 20% yang telah diamanatkan UUD 1945 pasal 31 ayat ke-4
menyebutkan ”Negara memprioritaskan Anggaran Pendidikan Sekurang-kurangnya 20%
dari APBN serta APBD”, begitu juga dengan adanya sertifikasi guru, maka
berbahagialah para guru Indonesia, satu langkah kemajuan dalam dunia pendidikan
di tanah air kita. Tak pelak para guru berlomba-lomba mengejar kriteria dalam
sertifikasi, rame-rame mengejar jenjang D4 atau S1, mengikuti seminar untuk
mengejar sertifikat dan lain sebagainya hanya untuk pemenuhan syarat agar dapat
disertifikasi, katanya sih biar penghasilan nambah gede gitu lock, kayak si
Temon aja. Namun dalam benak saya kok jadinya aneh ya, lebih cendrung kuantitas
sertifikasi ketimbang kualitas sertifikasi yang dihasilkan, ya ngak salah kalo
kita mikir kesana itung-itung nambah penghasilan dan bisa sejahtera tapi apa iya
dengan banyak uang sudah pasti sejahtera?
Gimana
kalau kita berpikir agak jauh kedepan sah-sah saja kan. Seorang guru apabila
telah lulus di sertifikasi sama artinya guru tersebut telah menjadi guru
spesialis itu istilah dalam dunia kedokteran, artinya guru tersebut telah mampu
untuk melaksanakan kemampuannya lebih bahkan bisa di bilang profesional. Tentu
berbanggalah teman-teman kita yang sudah tersertifikasi dan kita patut
juga berbangga . Ada hal esensi yang
patut kita pertanyakan, apakah kita sudah siap dengan hasil gede namun kualitas
masih perlu pembenahan, renovasi dan pengembangan. Jangan kita hanya berpikir reward yang diberikan oleh pemerintah
besar tapi kualitas diri jempol kebawah dan menghambat kemajuan dalam
pendidikan kita. Tapi saya yakin
guru-guru kita tidak begitu. Dalam pemenuhan dan meningkatkan kualitas guru
pemerintah telah memberikan penghasilan yang besar bagi para guru yang telah
disertifikasi dan itu sudah diatur dalan UU. Namun yang menjadi patokan
sertifikasinya itu loh yang masih meragukan, kenapa saya bersikap seperti itu.
Coba kita lihat syarat-syarat dalam sertifikasi hanya mengacu pada
berkas-berkas yang tak terlihat dari segi kualitas, kemampuan seorang guru
dalam menguasai Proses Belajar Mengajar ( PBM ), bagaimana mengatasi
kendala-kendala dalam pembelajaran dan lain sebagainya. Di sinilah yang perlu
kita kaji ulang. Siapakah yang mengkaji ini tentunya unsur-unsur yang
membidangi dalam rekrutmen sertifikasi guru, apa yang harus kita lakukan, tentu
saya akan bertanya, apa yang akan dilakukan. Apakah kita akan membiarkan saja
syarat dalam sertifikasi hanya mengacu
pada berkas-berkas. Yang berkas-berkas tersebut tidak menunjukkan kemampuan
profesional seorang guru. Ya, adalah Cuma kan dasar penilaiannya yang kurang
jelas atau memang saya yang gak jelas. Bukan ingin menginterfere kebijakan dan
aturan pemerintah yang sudah jelas tapi sekedar sumbang saran dan numpang ide,
toh ngak ada salahnya kan.
Sudah
menjadi kebiasaan kita apabila ada perubahan pro dan kontra pada bermunculan. Wajarlah
namanya juga negara demokrasi, tapi tetap jalan teruskan, ya iyalah. Wajah
pendidikan kita telah berubah dengan alokasi anggaran pendidikan sebesar 20%
dan sertifikasi guru. Juga penambahan dana Bos yang di tahun 2009 ini meningkat
sebesar 50% di tambah lagi sekolah gratis dan itu yang menambah perubahan wajah
pendidikan di Indonesia. Masih masalah wajah terutama wajah para guru yang
telah tersertifikasi. Wah, pada bercahaya tuh tapi apakah cahaya itu juga akan
menerangi wajah anak didik kita atau hanya sebagai penerangan dalam kegelapan
di rumah, emang lampu kali ya. Sekali lagi apakah kita guru yang telah di
sertifikasi dapat membawa perubahan pada
wajah pendidikan dan membawa anak didik kita semakin terdepan sama seperti kita
yang telah disejahterakan oleh pemerintah. Sepakat harus sepakat, bahwa kita
bisa melakukannya dan dapat membawa perubahan pada wajah pendidikan kita di
Indonesia. Sekali lagi kita sebagai seorang guru harus berkomitmen bahwa guru
harus mampu merubah wajah dalam dunia pendidikan yang utama mampu mensejajarkan
dengan dunia pendidikan di luar sana dan siap bersaing dalam segala bidang. Mampu
menghadapi pendidikan dengan berbasis teknologi juga tak kalah pentingnya dapat
menginovasikan proses dalam pembelajaran. Karena kita guru adalah sebagai motivator, mediator, inovator, fasilitator juga tor-tor lainnya. Masih
masalah sertifikasi apakah nantinya atau pada saatnya jika kita telah disertifikasi
dan mendapatkan hak-hak yang telah dijanjikan oleh pemerintah, kita nantinya semakin
termotivasi untuk tetap menjadi seorang guru yang berkonsekwen untuk memajukan
dan merubah wajah pendidikan tentunya dengan hasil karya-karya kita di bidang pendidikan.
Ya, kita harus komit dengan tugas dan kewajiban kita sebagai seorang pendidik karena
kita adalah sebagai Agent of change (agen perubahan ) untuk anak-anak
bangsa di negeri ini. Sekarang bagaimana mengaplikasikannya, ya
tergantung kita asal tahu saja syarat dalam sertifikasi tidak begitu sulit
namun jangan dianggap sebagai kesempatan untuk menaikan penghasilan tapi tidak menghasilkan,
itu juga tergantung bagaimana kita bisa membawa diri sebagai seorang yang
profesional dalam pendidikan, gitu loch.
Kualitas
dan Kompetensi
Bagaimana
bila kita berbicara masalah kualitas dan kompetensi apakah sudah terpenuhi ?
Dalam
rangka umum mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu
produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa; baik yang tangible maupun itangible. Jadi apakah perlu
seorang pendidik itu berkualitas, ya iyalah. Masa sudah disertifikasi
kualitasnya tidak ada peningkatan malu dong sama anak didiknya apa kata dunia.
Antara kualitas dan kompetensi sangat erat hubungannya dalam diri kita sebagai
pendidik karena dalam ”proses pendidikan” yang berkualitas terlibat berbagai
input, seperti; bahan ajar (kognitif,
afektif, atau psikomotorik),
metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru) juga dapat menciptakan suasana
belajar yang bervariatif , inovatif dan kreatif. Tentunya ini tidaklah mudah karena kita di ajak untuk
berkompetisi antara sesama guru/pendidik. Wah, makin seru nih!
Masih
berbicara masalah kualitas pendidikan, pada era milenium ketiga, kualitas layanan
pendidikan menjadi satu keharusan, jika
kita mengharapkan adanya hasil pendidikan (outcomes) yang berkualitas. Quality
was ’at the heart of education’. Kualitas pendidikan memiliki lima dimensi yang
saling kait-mengait, yakni: ’learners,
environments, content, processes, dan outcomes’. Demikian pesan Deklarasi
Pendidikan Untuk Semua dari Dakar Jomtien dan Dakar pada tahun 1990. Tentunya
kita di harapkan mampu berdayakan kekuatan dan kemampuan dalam diri. Sebagai
contoh: guru mengikuti pelatihan, seminar pendidikan, pemantapan dalam
mengajar, penguasaan materi ajar, dan penyusunan RPP, Silabus secara bertahap
tapi pasti agar kemampuan dan kualitas seorang guru/pendidik semakin meningkat
dan berkompeten. By the way, berbicara soal kualitas tentunya akan di barengi
dengan kompetensi seorang guru/pendidik agar antara kualitas dan kompetensi
dapat terjadi balance (keseimbangan)
dalam diri dan kemampuan seorang pendidik. Maka dari itu seorang guru/pendidik
dapat mampu mengembangkan dirinya secara terus-menerus (continue) tanpa
berhenti dan selalu mengikuti berbagai macam program peningkatan kualitas
pendidik/pendidikan dan pengajaran melalui pelatihan-pelatihan yang
diselenggarakan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Dengan sendirinya hasil sertifikasi yang didapatkan
oleh pemerintah pada seorang guru/pendidik tidaklah sia-sia karena wujud nyata sertifikasi
jelas arah dan tujuannya. Dengan kata lain guru tersertifikasi dengan kualitas
yang baik maka pemerintah juga akan mendapatkan hasil pendidikan yang lebih
baik pula. Nah, dengan itu marilah kita secara bersama-sama berkomitmen bahwa
kita sebagai seorang guru/pendidik mampu merubah wajah pendidikan di tanah air
tercinta Indonesia. Dan tidak ada kata menyerah karena kita adalah seorang
guru/pendidik sebagai sumber segala perubahan.
*Sukses Rekan Guru
Indonesia*
mari kita berjuang bersama memajukan pendidikan di kota kita tercinta dgn profesional kita. selamat hari guru.
BalasHapusTetap semangat pak, mari kita bersama-sama merubah masa depan dengan membimbing anak-anak kita lebih maju kedepan. Selamat hari guru.
BalasHapusTetap semangat pak, mari kita bersama-sama merubah masa depan dengan membimbing anak-anak kita lebih maju kedepan. Selamat hari guru.
BalasHapusInsyaAllah dengan ikhlas dan semangat pasti proses tidak akan membohongi hasil. Salam Berkemajuan.
Hapus