JADI GURU ITU KEREN LOH
Oleh,
Prayudi Ariessanto, S.Pd
Mendambakan kebahagia
dunia dan akherat pastilah menjadi impian setiap insan. Apalagi memimpikan masa
depan yang cerah dan bahagia pastilah juga impian setiap manusia. Namun semua
itu pastilah bukan hanya dikejar lewat mimpi saja yang pasti kerja keras dan
doa adalah yang utama untuk menggapai sebuah mimpi. Karena sudah pasti kodrat
manusia diciptakan sebagai khalifah dimuka bumi ini. Karena kedudukan manusia
sebagai pembangun peradaban dan kemakmuran sebagaimana firman Allah “Dia telah
menghidupkan kamu di bumi dan memberi kamu kesukaan memakmurkannya (menjadikan
kamu sebagai pembangun kemakmuran)”. Sudah jelas kita sebagai manusia akan
berusaha mewujudkan cita-cita yang ada dalam impian kita dan segudang cita-cita
yang akan ada dalam benak kita, salah satunya apakah ada dalam benak atau otak
kita cita-cita utama menjadi seorang guru?
Menjadi seorang guru
apa iya, lucu aja ketika kita masih kecil bila ditanya guru, “Andi kamu besar
nanti, mau jadi apa?” tanya ibu guru pada Andi. “Saya mau jadi dokter , bu
guru,” jawab Andi spontan. Wow, itulah kelakar jawaban kita sewaktu masih kecil
hampir dominan jawaban itu bervariasi dan hanya sebagian kecil saja yang akan
menjawab menginginkan menjadi seorang guru. Masa iya sih, lah saya ini sudah
hampir 17 tahun mengabdikan diri menjadi seorang guru dan dari hasil observasi
hanya beberapa sebagian kecil saja anak-anak didik saya yang bercita-cita
menjadi guru. Pastilah guru bukan menjadi prioritas utama apalagi dalalm mimpi
dan angan-angan. Toh, saya dulu bercita-cita ingin menjadi seorang polisi dan
politikus tapi takdir berkata lain. Tapi sudahlah, menjadi guru bagi saya
sangatlah keren dan berwawasan bahkan sangat berkemajuan.
Kata siapa jadi guru
itu pekerjaan yang monoton dan membosankan? Guru justru memiliki pekerjaan yang
lebih beragam menantang serta dinamis. Tiap hari kamu akan terlihat keren
dimata anak-anak dengan gayamu yang milenial bahkan kamu akan terlibat dengan
berbagai macam aktivitas, karakter siswa yang unik, topik-topik yang berbeda,
dan tantangan baru. Menjadi guru, salah satu sosok yang digugu dan ditiru, juga
jadi panutan. Guru adalah pengganti orang tua siswa di sekolah. Guru merupakan
agen pembaharu (change agent) dalam
pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi
pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya. (Sugito,2011) Agen
pembaharu adalah bentuk lain dari orang berpengaruh. Mereka sama-sama orang
yang mampu mempengaruhi sikap orang lain untuk menerima suatu inovasi.
Bukan perkara mudah
untuk menemukan guru yang keren guru yang mampu beradaptasi dengan perkembangan
jaman. Definisi keren menurut (Thariq Izzah, 2018 ) adalah orang yang sudah
tertempa oleh kerasnya dunia kerja. Bisa berperilaku profesional, baik itu
dalam melakukan pekerjaannya maupun berhubungan dengan orang lain. Orang yang
sudah mencoba dan terbukti kapabilitasnya di industry nyata. Jadi menurut,
Thariq Izzah, definisi keren adalah “ a
person whose strength is your flaws”. Jadi menurut saya guru yang keren itu
adalah guru yang profesional mampu mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan melakukan penilaian pada peserta didiknya. Seorang
guru tidak hanya dituntut memiliki kemampuan atau kompetensi profesional
edukatif, tetapi juga harus memiliki kemampuan pedagogik dalam proses mengajar,
serta kepribadian yang dapat diteladani oleh siswa, keluarga maupun masyarakat.
Guru yang keren juga mampu mendesain bahan ajar dengan apik dan fleksibel
mengikuti perkembangan jaman karena guru yang keren adalah seorang desainer
yang handal dalam segala hal dan mampu berevolusi dengan situasi dan keadaan
apapun. Apalagi di era teknologi dengan informasi yang berkembang dengan cepat
dan pesat mengharuskan seorang guru untuk berpikir yang lebih modern dan
profesional dalam menguasai teknologi secara baik terukur dan terarah. Bukan
hanya sekedar tahu dan mampu saja yang harus diperhatikan adalah menguasai
teknologi sesuai dengan perkembangan jaman bagi kebutuhan siswa-siswanya.
Guru Keren Harus Percaya Diri
Apakah setelah
menjadi guru keren sudah cukup? Menurut saya belum lah cukup kalo hanya menjadi
guru keren saja harus ditambah lagi. Apa coba? Guru keren haruslah percaya diri mampu menutupi
kekurangannya menjadi satu kelebihan. Tampil dengan perfect di depan siswa-siswanya bahkan orang banyak. Kemapuan
seorang guru yang profesional dan keren jika tidak ditopang oleh rasa percaya
diri pastilah akan terasa kurang, ibarat berpakaian yang rapi dengan setelan
jas tapi alasnya sandal jepit…hahaha.
Berikut definisi dan
pengertian percaya diri, menurut Lauster (2002), percaya diri merupakan suatu
sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang
bersangkutan tidak terlalu cemas dalam
tindakan-tindakannya, merasa bebas untuk melakukan hal-hal sesuai keinginan dan
bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan
orang lain, memiliki dorongan berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan
kekurangannya. Sedangkan menurut Hakim (2002), percaya diri adalah suatu
keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan
keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk dapat mencapai berbagai tujuan
dalam hidupnya. Jadi, menurut saya percaya
diri (self convidence) adalah
meyakinkan pada kemampuan dan penilaian diri sendiri dalam melakukan
tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi
lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan
atas keputusan atau pendapatnya.
Tentulah akan semakin
keren seorang guru bila dalam dirinya tertanam rasa percaya diri (self convidence)
karena guru memiliki peran yang sangat sentral dan vital dalam upaya
menciptakan generasi muda yang berkualitas. Kepercayaan diri seorang guru akan
dapat tergambar dalam setiap tingkah lakunya. Karena itu, untuk melihat
kepercayaan diri seseorang maka dapat dilihat dari sikap dan penampilan
perilakunya. Misalnya, setiap orang pasti merasa mampu untuk berbicara dengan
siapapun. Namun kondisinya akan sangat berbeda ketika seseorang dihadapkan
dengan suasana ruang kelas yang di dalamnya terdapat peserta didik yang
memiliki berbagai karakteristik dan
lainnya. Nah, disitulah akan terlihat bagaimana kemampuan berbicara kita diuji, ada sebagian
orang yang gugup, merasa tidak percaya diri dan lain sebagainya. Tentunya hal
itu pernah dirasakan oleh setiap guru yang baru menjadi seorang guru. Tidak
dapat dipungkiri bahwa, saat berbicara didepan kelas bahkan dalam suasana yang
dihadapi begitu berbeda kemungkinan seseorang akan terbata-bata dalam berbicara
dihadapan siswanya.
Nah, kondisi seperti
inilah yang mengharuskan seorang guru tetap action dan percaya diri.
Berusahalah untuk rileks dan menikmati semua yang telah terjadi secara wajar.
Biarkan semuanya mengalir, dan ikuti suasana yang akan terjadi pada saat
mengajar. Ketegangan juga terjadi biasanya karena seseorang memikirkan hal-hal
negative misalnya ketakutan melakukan berbagai kesalahan yang tidak perlu.
Fokuslah pada
bagaimana meningkatkan kekuatan yang kita miliki, dan jangan terpaku pada
bagaimana meminimalisir kelemahan. Kelemahan adalah hal yang manusiawi, dan
tidak perlulah dibesar-besarkan. Tugas sebagai guru adalah bagaimana
memaksimalkan kesan mendalam bagi siswa. Dengan mengajar sesuai dengan gaya dan
hati nurani kita, maka kita bisa dengan leluasa mengeluarkan semua ekspresi dan
inovasi tanpa beban. Dengan demikian, potensi yang ada dalam diri kita bisa
kita keluarkan semuanya.
Setiap guru juga
memiliki gaya mengajar masing-masing.
Gaya mengajar juga adalah satu ciri khas sehingga menjadi pembeda satu guru
dengan guru lainnya. Ada guru yang suka
mengajar banyak duduk, ada pula yang senang berdiri, selalu mengitari ruang
kelas. Bahkan sepatu dan bunyi detak langkah guru ketika berjalan mengitari
ruang kelas merupakan satu ciri khas gaya guru yang spesifik bagi masing-masing
siswa. Cara berbahasa dan berbicara guru yang bervariasi dan diselingi humor
ini salah satu gaya yang disenangi oleh banyak siswa dikelas. Namun yang mesti
diperhatikan ketika guru berbicara hendaknya guru selalu mengarahkan
perhatiannya pada siswa, jangan sering melihat keluar ruangan karena hal ini
dianggap kurang menghargai siswa.
Guru harus dapat mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan menguasai manajemen
kelas dengan baik dan tidak selalu terfokus pada siswa tertentu.
Karena itu dalam
membangun mental dan percaya diri guru dalam mendidik siswa tidaklah mudah
perlu latihan dan pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus, sehingga guru
memiliki kesiapan mental yang optimal untuk dapat mengajar dengan baik dan yang
pasti percaya diri. Kepercayaan diri akan berujung dengan kesuksesan jika
diniatkan untuk berkontribusi yang terbaik bagi pendidikan. Apalagi jika
seorang guru tidak patah semangat saat pembelajarannya kurang begitu berhasil
di dalam kelas, ia langsung berefleksi dan menghindari untuk menyalahkan factor
lain diluar dirinya. Jika ini dilakukan secara konstan terus menerus dilakukan
maka akan terjadi peningkatan kinerja yang signifikan. Guru akan menjelma jadi
guru yang rasa percaya dirinya meningkat, kreatif, inovatif dan profesioanal.
Nah, jadi guru itu keren loh kuncinya hanya percaya diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar